Pemerintahan
Satu dari Tiga Perahu di Bengawan Solo Berhasil Diangkat
Memontum Lamongan – Baru satu unit perahu baja yang telah diserah terimakan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan kini mulai dilakukan proses konservasi. Perahu tersebut diduga sebagai alat transportasi serdadu di masa Perang Dunia pertama itu dilakukan langsung oleh Balai Konservasi Borobudur.
“Ini adalah bukti yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang”, ujar Direktur Utama Pelestarian Cagar Budaya Masyarakat (PCBM) Fitrah Arda, saat serah terima temuan kapal baja peninggalan zaman kolonial Belanda di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan.
Kapal yang ditemukan diduga merupakan alat angkut militer pada masa Perang Dunia I, sekitar tahun 1901-1930. Panjang kapal baja yang ditemukan adalah 7,6 m yang terdiri dari 2 potong, dengan panjang tiap potong kapal adalah 3,38 m. Menurut Kepala BPCB Jatim Andi Muh Said, diperkirakan terdapat kurang lebih 70 buah kapal, namun yang ditemukan baru 3 buah.
Dia menyatakan bahwa ada bagian kapal yang sengaja dilubangi untuk ditenggelamkan. Penemuan kapal baru terjadi di tahun ini, dikarenakan permukaan air Bengawan Solo turun paling rendah dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan Sri wahyuni, selaku staf Balai Konservasi Borobudur yang diterjunkan ke Lamongan mengatakan, konservasi terhadap perahu tersebut dilakukan dengan cara tradisional.
“Nanti pembersihan bagian yang sudah korosi menggunakan air perasan jeruk nipis, jadi kita masih menggunakan cara tradisional,” kata Yuni.
Selain itu, ia menjelaskan, proses konservasi dimulai dengan membersihkan badan kapal dari sisa-sisa lumpur serta organisme yang masih menempel.
“Yang ada di dalam kita bersihkan, yang ada organismenya, kayak yang menempel putih-putih di dalam itu,” tuturnya. Minggu, (10/11/2019).
Setelah dibersihkan dan dikeringkan, Lanjut Yuni, tahap selanjutnaya adalah mebersihkan bagian-bagian yang mengalami korosi, dengan menggunakan air perasan jeruk nipis.
“Air perasan jeruk nipis dicampur dengan air sumur, perbandingannya 1:1, kemudian nanti kita gosokkan sampai korosinya hilang, kemudian kita bersihkan dengan air,” jelasnya.
BACA : Ketiga Perahu Peninggalan Kolonial Belanda Dijadikan Koleksi Baru di Waduk Gondang
Lebih lanjut, Yuni mengatakan, proses konservasi satu unit perahu tidak membutuhkan waktu lama, sebab perahu terbuat dari bahan berkualitas dan terlindungi oleh cat, sehingga tidak mengalami korosi yang parah meskipun terendam di Bengawan Solo selama puluhan tahun.
“Karena korosinya yang aktif itu hanya sedikit sekali, paling sekitar dua hari itu sudah cukup,” kata Yuni menjelaskan.
Seperti diketahui sebelumnya, satu dari tiga buah perahu yang berada di dasar Bengawan Solo telah berhasil diangkat dan langsung diserah terimakan kepada Pemkab Lamongan dan masih dilakukan konservasi. Sementara dua perahu lainnya masih dalam proses pengangkatan dari Bengawan Solo. (Tyo/zen/yan)
- Pemerintahan5 tahun
Pemkab Gelar Seminar Sejarah Gajah Mada Putra Lamongan, Ketua Lesbumi PBNU Agus Sunyoto Ungkap fakta-fakta Baru Gajah Mada di Lamongan
- Pemerintahan5 tahun
Bengawan Solo Diduga Tercemar Limbah Tekstil dari Jawa Tengah, Pemkab Lamongan Imbau Petani Tak Gunakan Air Sementara Waktu
- Pemerintahan5 tahun
Maksimalkan Pelayanan saat Covid-19, Disdukcapil Lamongan Manfaatkan Aplikasi Sego Boran
- Pemerintahan5 tahun
Bupati Fadeli Tegaskan Target Kinerja Wajib Dipenuhi, Canangkan Zona Integritas dan Penyerahan Penghargaan SAKIP Perangkat Daerah 2019
- Pemerintahan5 tahun
Pemkab Lamongan Godok Protokol Karantina 3 Desa dan 1 Kelurahan
- Hukum & Kriminal5 tahun
Polres Lamongan Ungkap Kasus Curanmor di 40 TKP Dan Tahan Dua Tersangka
- Pemerintahan5 tahun
20 Orang di Lamongan Positif Corona, Bupati Gencarkan Pencegahan, Bagikan Masker
- Pemerintahan4 tahun
Lamongan Sukses Penuhi Target SP Online 2020