Lamongan

Gus Miftah bersama Gus Azmi Meriahkan Penutupan Festival Ramadan Megilan Lamongan

Diterbitkan

-

Gus Miftah bersama Gus Azmi Meriahkan Penutupan Festival Ramadan Megilan Lamongan

Memontum Lamongan – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, bersama Wakil Bupati (Wabup), Abdul Rouf serta jajaran Forkopimda Lamongan, menghadiri tausiyah dan ceramah agama dari Gus Miftah dan Gebyar Salawat bersama Gus Azmi dan Gus Ahkam, dalam rangka penutupan Festival Ramadan Megilan Vol 2 di Halaman GOR Lamongan, Minggu (10/04/2023) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yuhronur mengungkapkan bahwa Festival Ramadan Megilan Vol 2 yang telah berlangsung selama tiga hari ini, berjalan sukses dan lancar. Kesukaan ini akan terus ditingkatkan kualitasnya di tahun-tahun berikutnya.

“Alhamdulillah, Festival Ramadan Megilan Vol 2 berjalan sukses dan lancar. Kesuksesan ini akan terus kami tingkatkan kualitasnya di tahun-tahun berikutnya. Terima kasih kepada seluruh penyelenggara, tim suporting dan UMKM, yang turut serta berpartisipasi. Dengan demikian, pada hari ini Festival Ramadan Megilan saya nyatakan ditutup,” kata Bupati Yuhronur.

Untuk melengkapi kebarokahan acara ini, Bupati Yuhronur mengajak seluruh jemaah yang hadir untuk mengikuti tausiyah dan ceramah agama dari Gus Miftah dan salawatan bersama Gus Azmi dan Tim Hadrah Syubbanul Muslimin dengan khidmat.

Advertisement

Mengawali tausyiahnya, dibuka dengan pantun yang mendapat antusias dari para jamaah. Mubaligh yang bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini, menyampaikan tentang arti cinta, sesuai sabda nabi bahwa Allah SWT, merindukan manusia tidak hanya sekedar cinta tetapi dicintai.

Baca juga :

“Surga merindukan empat golongan. Pertanyaannya, sudahkah surga merindukan kita? Maka hadirlah menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT. Jika ada kemauan pasti banyak jalan. Jadikanlah pribadi yang nafsul mutmainnah (jiwa yang telah mendapat ketenangan). Ketika menghadap Allah SWT, modal kita cukup, karena dilandasi dengan ikhlas, oleh karena itu dihadirkanlah puasa,” kata Gus Miftah.

Lebih lanjut Gus Miftah menjelaskan, jika amalan lainnya bisa saja dipamerkan. Namun, tidak untuk ibadah puasa. “Ibadah haji bisa dipamerkan, sedekah, salat dan lainnya bisa di pamerkan. Tetapi, puasa tidak. Masa kita harus mengeluarkan bau mulut untuk membuktikannya pada Pak Bupati. Tidak, bisa saja itu sakit sariawan. Maka, satu-satunya ibadah yang tidak dipamerkan adalah puasa. Diposting juga tidak bisa,” lanjutnya.

Dijelaskannya, bahwa sesuai sabda nabi, sesungguhnya surga itu merindukan empat golongan. Yakni, orang-orang yang membaca Al Quran, orang yang menjaga lidah atau ucapannya, orang yang memberi makan orang yang sedang kelaparan, dan orang-orang yang berpuasa pada Bulan Ramadan.

Advertisement

“Jika manusia ingin bercakap-cakap dengan Allah SWT, maka bacalah Al Quran. Bahkan, saya sepakat anak-anak saat tadarus malam itu tetep memakai soud yang diatur volumenya, sehingga tetap semangat. Sementara untuk menjaga lisan saat ini bisa dengan menjaga jempol kita, tidak cuit sembarangan yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT,” imbuh mubaligh nyetrik itu.

Termasuk memberi makan orang yang kelaparan, Gus Miftah bahkan mencontohkan bahwa mental seseorang bisa dilihat dari cara memberi. “Orang kaya itu bukan yang bisa membeli segalanya, tetapi orang yang tidak bisa dibeli orang yang punya segalanya,” jelasnya. (zen/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas