Lamongan

Sampaikan Strategi Pencapaian FCR, Bupati Lamongan Jadi Keynote Speaker Lokakarya Nasional

Diterbitkan

-

Sampaikan Strategi Pencapaian FCR, Bupati Lamongan Jadi Keynote Speaker Lokakarya Nasional

Memontum Lamongan – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menjadi keynote speaker dalam Lokakarya (Best Practices) Peningkatan Kapasitas Pemda dan BUMD Air Minum dalam Mewujudkan Pemenuhan Layanan Akses Layanan Air Minum di Daerah Program National Urban Water Supply Project (NUWSP), yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri RI, di salah satu hotel di Kota Mataram-Nusa Tenggara Barat, Kamis (01/09/2022) tadi.

Dihadapan pemimpin daerah lain, Bupati Yuhronur menyampaikan strategi maupun kebijakan pemerintah daerah dalam pencapaian FCR (Full Cost Recovery ) pada Perumda Air Minum Kabupaten Lamongan. Dimana, FDR sendiri merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan pada PDAM.

Berbagai strategi peningkatan FCR mulai dari meningkatkan cakupan layanan, pun disampaikan bupati. Termasuk, reklasifikasi pelanggan, peningkatan pemakaian konsumsi rata-rata hingga rasio karyawan dengan total jumlah sambungan rumah terus dilakukan agar pelayanan kepada masyarakat serta kesehatan keuangan PDAM terus terjaga.

“Melalui strategi peningkatan cakupan layanan, kami menerapkan kebijakan yakni mewajibkan pengembang perumahan baru untuk memasang jaringan perpipaan PDAM sesuai dengan perbup tentang sarana prasarana utilitas, pemanfaatan Idle Capacity terpasang, penambahan IPA plosowahyu 100 LTR/detik, penambahan jaringan perpipaan serta melaksanakan RDS survey pelanggan rencana pengembangan,” urainya.

Advertisement

Baca juga:

Tidak hanya itu, Bupati Yuhronur juga menjelaskan, bahwa PDAM Lamongan juga melakukan peningkatan pemakaian konsumsi rata-rata melalui peningkatan kualitas layanan menjadi 24 jam, pemeliharaan jaringan perpipaan secara rutin dan berkala hingga menurunkan angka kehilangan air. Sementara dalam mendukung kegiatan NUWSP di Kabupaten Lamongan tahun 2020-2022, berbagai kegiatan diselenggarakan baik menggunakan dana APBD maupun APBN.

Seperti, tambahnya, target pengembangan cakupan layanan sambungan rumah (SR) baru NUWSP yang berjumlah 3.000 SR di wilayah IPA Babat. Demikian juga dengan target pengembangan cakupan layanan (SR) baru diluar wilayah NUWSP yang berjumlah 866 SR di wilayah pelayanan Offtake Mantup, Sumur Brondong, WTP Waduk Gondang dan IPA Plosowahyu.

Dijelaskan lebih lanjut, berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Lamongan dalam penyediaan air minum terutama pada Perumda Air Minum dengan memberikan payung hukum dalam bentuk keputusan bupati dalam penentuan tarif dasar serta melaksanakan koordinasi dengan pemerintah pusat, BUMN maupun swasta dalam pelaksanaan penyediaan air minum.

“Kami juga melakukan pengalokasian anggaran pada APBD yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Lamongan. Diantaranya, penyediaan lahan untuk IPA dan reservoir serta pengembangan jaringan perkotaan baik dalam program NUWSP SPAM Regional Mojolagres, SPAM Karangbinangun dan SPAM Regional Pantura dan mendorong PDAM Kabupaten Lamongan dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan penurunan NRW,” imbuhnya.

Advertisement

Melalui berbagai strategi dan langkah yang diambil tersebut, tambahnya, akhirnya berhasil mengantarkan Kabupaten Lamongan terpilih sebagai ‘Best Practices’ Pemenuhan Tarif FCR dalam Program Pendamping NUWSP dari kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.  (zen/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas