Lamongan

Desa Parengan Maduran Lamongan Diusulkan Gubernur Jatim Menjadi Desa Devisa

Diterbitkan

-

Desa Parengan Maduran Lamongan Diusulkan Gubernur Jatim Menjadi Desa Devisa

Memontum Lamongan – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengusulkan Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan ke LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) untuk menjadi Desa Devisa.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, dengan menyandang predikat sebagai Desa Devisa, maka daya saing produksi tenun ikat asal Desa Parengan, akan semakin meningkat dan merambah pasar yang lebih luas lagi. Mengingat, program Desa Devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor. Hal tersebut disampaikannya, saat mengunjungi Desa Parengan.

Menurut Gubernur Khofifah, diusulkannya Desa Parengan menjadi Desa Devisa, karena memiliki kerajinan tenun ikat legendaris, unik dan sangat khas. “Tenun ikat legendaris dari Desa Parengan memiliki motif unggulan gunungan yang dibentuk menyerupai gapura. Itulah yang menjadi pembeda dengan tenun ikat pada umumnya. Tenun ikat Parengan juga memiliki ciri khas yaitu berbahan kain lebih halus dan tidak begitu tebal yang memberi kesan dingin. Oleh karena itu Desa Parengan ini sangat layak, dan sudah diusulkan,” tutur Khofifah.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, yang saat itu mendampingi Gubernur Khofifah ke salah satu sentra industri produksi kerajinan tenun yang ada di Desa Parengan, mengungkapkan bahwa melalui usulan ini diharapkan dapat meningkatkan kembali gairah perekonomian masyarakat Kabupaten Lamongan.

Advertisement

Baca juga :

“Kabar bahagia ini merupakan angin segar untuk UMKM kita. Saya patut bangga dan terima kasih karena Ibu Khofifah memberi perhatian besar terhadap kerajinan Lamongan yang kualitasnya tidak diragukan lagi. Untuk pelaku UMKM dan pengrajin Lamongan mari terus semangat mengenalkan Lamongan baik di tingkat Nasional maupun Internasional,” ungkapnya. Senin (07/03/2022).

Di sisi lain, disampaikan Kadis Disperindag melalui Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Arif Bakhtiar, sentra industri tenun ikat parengan sejauh ini telah menjangkau pasar luar negeri dengan nilai ekspor mencapai Rp 17,755 miliar.

“Sentra industri tenun ikat parengan di tahun 2021 telah menerbangkan 4.600 kodi sarung tenun ikat yang menjangkau berbagai negara di Timur Tengah serta Afrika. Di Tahun 2021 telah diekspor yakni sarung tenun ikat sebanyak 4.600 kodi dengan nilai ekspor Rp. 17.755.000.000,” papar Arif. (zen/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas