Lamongan

Dampak PPKM Tak Berujung, Omset Pengrajin Batik di Lamongan Mengaku Lesu

Diterbitkan

-

Memontum Lamongan – Para pengrajin kain batik asal Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan mengaku mengeluh kendati penjualannya mengalami lesu akibat menurunnya hasil penjualan dagangan, hal tersebut terjadi disebabkan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tak kunjung berakhir.

Salah satu di antaranya dirasakan pengrajin batik asal Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran, Lamongan, M. Arifin, Ia mengaku usaha yang di gelutinya sejak mulai tahun 2016 itu kini mengalami penurunan omset selama PPKM berlangsung. Bahkan ia menyebutkan, selama pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap usaha yang di milikinya. 

Baca Juga:

    “Ya sangat luar biasa dampaknya, termasuk yang sebelumnya, sangat luar biasa pemasarannya kini di masa pandemi ini, ya omsetnya semakin berkurang sangat turun,” keluhnya. 

    Tak hanya itu, yang dikatakan Arifin, sebelum pandemi Covid-19 terjadi, pihaknya selalu kebanjiran permintaan pesanan kain batik, namun, selama masa pandemi saat ini ia mengaku jarang mendapatkan permintaan. 

    Advertisement

    “Tetapi, Dengan kondisi seperti itu kami tetap bersemangat dan berupaya untuk mempertahankan usaha yang kami miliki dengan cara apapun yang kami bisa,” bebernya.

    Bahkan, tegas Arifin, hingga saat ini dirinya masih berupaya tetap melakukan produksi, meskipun pasar masih lesu permintaan. Namun ia bertujuan untuk dibuat stok, meskipun permintaan pasar tidak sebanyak hari biasanya sebelum masa pandemi.

    “Ya kami tetap produksi, namun selama PPKM ini tidak menentu hanya empat sampai lima potong kain saja perharinya,” ujarnya.

    Sedangkan untuk pemasaran, tegas Arifin, hingga saat ini ia melakukan promosinya melalui online, baik WhatsApp, Facebook dan seluruh relasi yang dikenalinnya. Namun, menurutnya yang terpenting saat melakukan pemasaran yaitu dengan cara memperluas relasi yang ada.

    Advertisement

    “Menurut saya, yang terpinting ya melalui relasi, bahkan dari teman-teman itu sangat membantu juga dalam hal penjualannya,” ujarnya. 

    Lebih jauh, Arifin mengaku hingga saat ini dirinya baru dua kali mendapatkan bantuan dari pemerintah, adapun bantuan tersebut yaitu berupa Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar 2,4 juta. 

    “Alhamdulillah, memang selama usaha kami berdiri lima tahun lebih juga belum pernah mendapatkan bantuan-bantuan lain yang berupa alat dan bahan beserta bantuan lainnya,” akunya. 

    Arifin berharap agar pemerintah  pusat hingga daerah agar lebih memperhatikan para pelaku UMKM, terlebih pada pelaku UMKM yang sangat terdampak saat pandemi Covid-19 ini.  “Saya mintak kepada pemerintah supaya lebih memperhatikan para pelaku UMKM, terlebih UMKM yang terdampak disaat pandemi Covid -19  ini,” harapnya. (zud/zen/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas