Lamongan

Angkat dan Lestarikan Kapal Tradisional, Wabup Lamongan Sebut Kesejahteraan Masyarakat Ikut Meningkat

Diterbitkan

-

Angkat dan Lestarikan Kapal Tradisional, Wabup Lamongan Sebut Kesejahteraan Masyarakat Ikut Meningkat

Memontum Lamongan – Dua kapal tradisional karya insan vokasi, diresmikan di Pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Paciran, Kabupaten Lamongan, Senin (13/03/2023) tadi. Dua kapal itu, yakni Kapal Pencalang ‘Putra Sunan Drajat’ dan Kapal Belati ‘Putri Mayang Madu’. Ini adalah sebagai project inisiatif permintaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, untuk dapat melestarikan kapal tradisional.

Perakitan kapal ini, dilaksanakan melalui kolaborasi dari berbagai pihak. Seperti, Kapal Pencalang oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Kapal Belati oleh SMK Negeri 3 Buduran, bekerjasama dengan industri dan stakeholder yang termasuk di dalamnya Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Diterangkan Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Benny Bandanadjaya, bahwa alasan dari pembuatan kapal ini adalah karena kapal kayu (tradisional) sudah mulai banyak ditinggalkan. “Kenapa kita membuat kapal ini? Yang pertama, Direktorat Jenderal Kebudayaan itu memberitahu kepada kita, bahwa saat ini kapal tradisional mulai kehilangan para pembuatnya. Jadi bagaimana caranya melestarikan atau membudayakan, mendorong anak muda zaman sekarang untuk berpikir yaitu melanjutkan bagaimana caranya membuat kapal tradisional,” terang Benny.

Selain para pembuatnya yang semakin berkurang, ujarnya, kapal kayu tradisional ini juga memiliki kesulitan yang lebih dibanding kapal modern yang biasanya menggunakan bahan fiber. Kesulitan memperoleh bahan baku kayu yang khusus, hingga kesulitan dalam proses pembuatannya.

Advertisement

Baca juga :

Dirinya juga berharap melalui project ini, ke depannya baik mahasiswa, siswa SMK, maupun industri akan dapat turut mengambil bagian dalam pelestarian kapal tradisional. “Mudah-mudahan ini para mahasiswa beserta dengan industrinya ikut melestarikan bagaimana teknik pembuatan kapal tradisional,” tambahnya.

Dikatakan Wabup Lamongan, KH Abdul Rouf, bahwa melalui project seperti ini Kabupaten Lamongan dengan wilayah perairan yang luas yakni 902,4 m², akan turut terbantu masyarakatnya. Utamanya, masyarakat di wilayah sekitaran pesisir. Dimana sebagian besar masyarakat, ini bermata pencaharian sebagai nelayan, yang masih menggunakan kapal tradisional berbaahan kayu.

“Luar biasa kapal yang baru saja dilaunching ini, masyarakat pesisir jadi terbantu dengan produksi kapal tradisional. Selain itu juga turut melestarikan budaya pendahulu kita. Jadi kapal tradisional terangkat dan itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, utamanya di sekitaran pesisir di Lamongan,” kata Wabup Rouf.

Pada kesempatan tersebut, dijelaskan pula oleh Direktur PPNS yang juga mewakili SMKN 3 Buduran, Eko Julianto, bahwa ukuran Kapal ‘Putra Sunan Drajat’ ini memiliki panjang 12,2 meter, lebar 4 meter, tinggi 1,5 meter, dengan kecepatan maksimal jika menggunakan mesin yakni 14 knots. “Kalau Kapal ‘Putri Mayang Madu’ ini memiliki panjang 12,85 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 1,65 meter dengan kecepatan 9 knots. Keduanya selesai dalam waktu 6 bulan,” jelas Eko Julianto.

Advertisement

Di Kabupaten Lamongan sendiri, kapal tradisional jenis Belati (dulu juga disebut Kapal Ijon-ijon) hingga saat ini masih tetap diproduksi dan diminati nelayan. Perahu Ijon-ijon yang terdapat di Desa Kandang Semangkon Paciran ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu warisan sejarah tak benda Indonesia. (zen/gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas