Lamongan

Bupati Lamongan Usulkan Wanar Pucuk Jadi Desa Tanaman Hias dan Desa Devisa

Diterbitkan

-

Bupati Lamongan Usulkan Wanar Pucuk Jadi Desa Tanaman Hias dan Desa Devisa

Memontum Lamongan – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mencanangkan kawasan Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, menjadi Desa Wisata Tanaman Hias, Minggu (27/03/2022) tadi. Hal itu, disampaikannya saat melakukan kunjungan ke Dusun Tulung, Desa Wanar, Kecamatan Pucuk.

Tidak hanya terkenal lewat kelezatan kulinernya atau tenun ikatnya, Lamongan juga tersohor sebagai penghasil tanaman hias, seperti yang ada di Desa Wanar. Bahkan, penjualannya telah merambah pasar luar negeri seperti Brunei Darussalam, Malaysia hingga Singapura.

Menurut penuturan Kepala Desa Wanar, Ali Thohir, tanaman hias yang dihasilkan masyarakat Desa Wanar, Kecamatan Pucuk-Lamongan, tidak lepas dari usaha seorang sesepuh Dusun Tulung Desa Wanar, yang merantau hingga menjadi seorang tukang taman di Kota Pahlawan pada era 80-an.

“Kenapa Desa Wanar dijuluki jadi ahlinya tukang taman? Karena kebetulan di Dusun Tulung, ini dahulunya ada sesepuh yang merantau ke Surabaya tahun 80-an. Di sana, awalnya menjual kompos dengan anaknya ke rumah-rumah orang kaya waktu itu. Lambat laun, ada yang memakai jasa sepuh tersebut untuk merawat tanaman di rumah orang. Tak hanya merwat, tapi disuruh menata juga dan dilihat ada perkembangan menjadi indah. Nah dari situlah, sesepuh tersebut mengajak saudaranya, tetangganya untuk jadi tukang taman. Kemudian dari situ merambah ke membuat tanaman hiasnya sendiri. Dari situlah cikal bakalnya,” terang Thohir.

Advertisement

Baca juga:

Thohir juga mengungkapkan, hampir 30 persen warganya menekuni usaha membuat tanaman hias yang dinilai sangat mempengaruhi perekonomian bagi warga desanya. “Indahnya Jakarta, orang kami yang membuat tamannya. Hijaunya Surabaya, tukang kami yang mengerjakan. Dan hampir 30 persen warga menekuni tanaman hias. Pemasaran hampir seluruh Indonesia dan bahkan ke Brunei. Sangat prospek sekali usaha ini,” imbuhnya.

Mendengar proses panjang tersebut, Bupati Yuhronur menilai Desa Wanar, tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias. Namun juga, layak menjadi Desa Devisa, seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.

“Mendengar cerita Pak Kades tadi, bahwa prosesnya sangat panjang. Berbagi tanaman, di sini tadinya cuma biasa tapi bisa disulap menjadi luar biasa. Bahkan pohon waru di sini, naik kasta jadi red panama, sehingga harga jualnya sangat tinggi,” ungkapnya.

Bupati Yuhronur juga mengungkapkan, sesuai permintaan Gubernur Jatim, Pemkab Lamongan telah mengusulkan dua desa yang dinilai layak menjadi Desa Devisa. Salah satunya, yakni Desa Wanar ini. “Pemerintah telah mengusulkan dua desa di Lamongan yang dinilai sangat layak menjadi Desa Devisa. Pertama Desa Parengan Maduran dan Desa Wanar Pucuk,” terangnya.

Advertisement

Senada dengan Bupati Yuhronur, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Agung Subagyo, mengungkapkan jika Dusun Tulung, Desa Wanar, sangat pantas dinominsikan menjadi Desa Devisa. Sehingga, apa yang diupayakan para petani budidaya tanaman hias selama ini membuahkan hasil.

“Jika putaran komoditasnya ini bisa dipasarkan ke luar negeri, maka sangat real sekali jika Dusun Tulung Desa Wanar ini dinominasikan jadi Desa Devisa. Karena tahun ini, Bu Gubernur diberi jatah 15 desa oleh LPEI untuk dinominasikan jadi desa devisa,” ucap Agung.

Pada kesempatan tersebut, Agung Subagyo mengucapkan permintaan maaf atas ketidak hadiran Gubernur Khofifah. “Tanpa mengurangi rasa hormat, Bu Gubernur ingin sekali ke sini. Namun, terbentur dengan agenda yang urgen dan tidak bisa ditinggal. Mudah-mudahan, suatu saat bisa segera ke sini,” papar Agung. (zen/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas